Vaksin dengan nama resmi “Vaxzevria” ini, lebih dikenal dengan sebutan vaksin “AstraZeneca.”
Vaksin ini adalah vaksin vector adenoviral (rekombinan) yaitu mengandung virus flu biasa yang telah dimodifikasi sehingga tidak dapat bereplikasi/berkembang di dalam tubuh manusia, tetapi dapat menimbulkan respon kekebalan terhadap COVID-19.
Vaksin AstraZeneca sudah mengantongi izin dari:
Vaksinasi diberikan dengan cara suntikan di lengan, sebanyak 2 kali, yang mana dosis kedua diberikan 12 minggu setelah dosis pertama.
Beberapa hal yang menjadi kontraindikasi vaksin AstraZeneca adalah:
Efek Samping | Frekuensi |
---|---|
Nyeri/bengkak/gatal di area sekitar penyuntikan, kelelahan, sakit kepala, pegal-pegal, nyeri otot/sendi, mual, demam >38oC | Umum |
Bengkak kemerahan di area sekitar injeksi, diare, muntah | Lebih Jarang |
Penurunan nafsu makan, pusing, mengantuk, berkeringat, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam kulit | Sangat jarang |
Penggumpalan darah, sindrom kebocoran kapiler | Langka |
Trombosis with Thrombocytopenia Syndrome (TTS) adalah sindroma penggumpalan darah yang terjadi pada kadar trombosit rendah. Penggumpalan darah dapat terjadi di pembuluh darah otak, perut, dan paru. TTS dapat menyebabkan kecacatan jangka panjang dan kematian.
1 dari 100.000 orang; 1 dari 5 di antaranya berujung pada kematian
Penyebab:
Periode berisiko: 4 – 20 hari setelah vaksinasi (umumnya dosis pertama)
Faktor risiko:
Gejala yang perlu diperhatikan: